Abdurrahman Baswedan
Abdurrahman Baswedan atau populer dengan nama A.R. Baswedan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 9 September 1908 di Surabaya dari keluarga keturunan Arab. Dia dikenal sebagai seorang jurnalis, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan penulis. Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Sjahrir, Anggota BP-KNIP, Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. Dia meninggal pada 16 Maret 1986 di Jakarta dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.
Peran dalam Jurnalistik
A.R. Baswedan adalah seorang jurnalis yang berani dan tidak bekerja demi uang. Dia pernah meninggalkan pekerjaannya di harian Matahari yang membayar dia 120 gulden untuk bergabung dengan Partai Arab Indonesia (PAI) yang dia dirikan bersama pemuda-pemuda keturunan Arab lainnya. Dia juga pernah pindah dari surat kabar Sin Tit Po yang membayar dia 75 gulden ke Soeara Oemoem milik dr. Soetomo yang hanya mampu membayar dia 10-15 gulden. Dia termasuk salah satu dari 111 pelopor pers nasional Indonesia menurut Soebagio IN.
Pada Agustus 1934, harian Matahari memuat tulisan Baswedan tentang orang-orang Arab di Indonesia, yang mengajak mereka untuk bersatu mendukung kemerdekaan Indonesia. Dalam artikel itu terpampang foto Baswedan mengenakan surjan dan blangkon, sebagai simbol identitasnya sebagai warga Indonesia. Dia menyerukan kepada keturunan Arab agar menganut asas kewarganegaraan ius soli: di mana saya lahir, di situlah tanah airku. Tulisan dan foto ini menjadi inspirasi bagi banyak peranakan Arab untuk berperan aktif dalam perjuangan Indonesia.
Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
A.R. Baswedan adalah seorang pejuang kemerdekaan yang gigih dan berani. Dia pernah ditahan oleh Jepang pada masa pendudukan (1942) karena aktivitasnya yang dianggap mengganggu kepentingan Jepang. ¹ Saat Indonesia merdeka, dia berperan penting menyiapkan gerakan pemuda peranakan Arab untuk berperang melawan Belanda. Dia juga membawa dokumen pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir pada 1948 dengan menghadapi banyak gangguan dan hambatan dari pihak Belanda dan Sekutu. Dokumen ini sangat penting karena merupakan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari negara lain.
Peran dalam Diplomasi
A.R. Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan internasional bagi Indonesia. Dia pernah ditugaskan sebagai utusan khusus Presiden Soekarno ke negara-negara Timur Tengah, seperti Mesir, Suriah, Lebanon, Irak, dan Yordania untuk meminta dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Dia juga pernah menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Selain berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia, A.R. Baswedan juga menguasai bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Belanda dengan fasih.
Penghargaan
A.R. Baswedan mendapatkan banyak penghargaan atas jasa-jasanya bagi bangsa dan negara. Pada tahun 2018, dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo. Dia juga mendapatkan penghargaan dari Mesir, seperti Bintang Nil dan Bintang Republik. Dia juga dihormati dengan nama jalan di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang.